Bahaya makan gorengan berlebihan untuk kesehatan
Gorengan salah satu makanan yang digemari masyarakat tanah air dari mulai anak-anak sampai dewasa. karna ini merupakan cemilan yang mudah dicari dimanapun dan dapat dimakan kapanpun. Namun ini bahaya apabila memakan makanan gorengan secara berlebihan untuk kesehatan.
Mengonsumsi makanan yang digoreng termasuk ikan, kentang goreng, potongan ayam, tempe, tahu, dan bakwan bahkan bisa jadi adalah kegemaran bagi sebagian orang. Gorengan atau makanan yang digoreng biasanya memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih sehingga sering kali menimbulkan efek candu
Akan tetapi perlu diketahui bahwa ada beragam resiko kesehatan yang mengintai jika gorengan terlalu sering disantap, apa saja bahayanya? yu simak dibawah ini
1. Makanan yang digoreng tinggi kalori
Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng menambah banyak kalori. Pasalnya, makanan yang digoreng biasanya dilapisi dengan adonan atau tepung sebelum digoreng. Selain itu, saat makanan digoreng dengan minyak, mereka kehilangan air dan menyerap lemak, yang selanjutnya meningkatkan kandungan kalorinya.
Melansir Hearth Line, secara umum, makanan yang digoreng secara signifikan lebih tinggi lemak dan kalori daripada makanan yang tidak digoreng. Misalnya, satu kentang panggang berukuran kecil (100 gram) dapat mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak, sedangkan kentang goreng dalam jumlah yang sama (100 gram) mengandung 319 kalori dan 17 gram lemak.
Seperti yang anda lihat, asupan kalori dapat bertambah dengan cepat saat makan gorengan.
2. Makanan gorengan biasanya tinggi lemak trans
Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh menjalani proses yang disebut hidrogenasi. Produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan umur simpan dan stabilitasnya. Tetapi, hidrogenasi juga dapat terjadi saat minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak.
Prosesnya mengubah struktur kimiawi lemak, membuatnya sulit bagi tubuh anda untuk rusak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif. Faktanya, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan resiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantumg, kanker, diabetes, dan obesitas.
Karena makanan yang digoreng dimasak dengan minyak pada suhu yang sangat tinggi, kemungkinan besar makanan tersebut mengandung lemak trans. Terlebih lagi, makanan yang digoreng sering kali dimasak dengan minyak sayur yang telah diproses, yang mungkin mengandung lemak trans sebelum dipanaskan.
Sebuah studi AS tentang minyak kedelai dan minyak kanola menemukan bahwa 0,6-4,2% dari kandungan asam lemaknya adalah lemak trans. Saat minyak ini dipanaskan hingga suhu tinggi, seperti saat menggoreng, kandungan lemak transnya bisa menyangkut. Faktanya, satu penelitian menemukan setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya meningkat.
Namun, penting untuk membedakan antara lemak trans buatan dan lemak trans yang terdapat secara alami dalam makanan seperti daging dan produk susu. Lemak trans alami belum terbukti memiliki efek negatif yang sama pada kesehatan seperti yang ditemukan pada gorengan dan makanan olahan.
3. Makan gorengan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit berbahaya
Beberapa penelitian pada orang dewasa menemukan hubungan antara makan gorengan dan resiko penyakit kronis.
Secara umum, makan lebih banyak makanan yang digoreng dikaitkan dengan resiko lebih besar terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas. Berikut penjelasannya
a. Penyakit jantung
Makan gorengan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolestrol baik (HDL) yang renfah dan obesitas, dimana semuanya merupakan faktor resiko penyakit jantung.
Faktanya, ada dua penelitian observasional besar menemukan bahwa semakin sering orang makan gorengan, semakin besar resiko terkena penyakit jantung.
Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang makan satu atau lebih porsi ikan goreng perminggu memiliki resiko gagal jantung 48% lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi 1-3 porsi perbulan. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Circulation Heart Faiture. Disisi lain, peningkatan asupan ikan panggang dikaitkan dengan resiko yang lebih rendah.
Studi observasi lain menemukan bahwa diet tinggi makanan yang digoreng dikaitkan dengan resiko serangan jantung yang lebih tinggi secara signifikan. Sementara itu, mereke yang mengonsumsi makanan tinggi buah dan sayuran memiliki resiko yang jauh lebih rendah.
b. Diabetes
Beberapa penelitian menemukan bahwa makan gorengan membuat anda beresiko lebih tinggi terkena diabates tipe 2.
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang makan-makanan cepat saji lebih dari dua kali perminggu, dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan resistensi isulinm dibandingkan dengan mereka yang makan kurang dari sekali seminggu.
Lebih lanjut, dua studi observasi besar American Journal of Clinical Nutrition menemukan hubungan yang kuat antara seberapa sering partisipan makan gorengan dan resiko diabetes tipe 2.
Mereka yang mengonsumsi 4-6 porsi gorengan perminggu 39% lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu porsi perminggu.
Demikian pula, mereka yang makan gorengan tujuh kali atau lebih perminggu memiliki kemungkinan 55% lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu porsi perminggu.
c.Kegemukan
Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang tidak digoreng. Jadi makan banyak dapat secara signifikan meningkatkan asupan kalori anda.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa lemak trans dalam makanan yang digoreng dapat memainkan peran penting dalam penambahan berat badan, karena dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Jadi, masalahnya bukan hanya pada jumlah lemaknya, tapi mungkin pada jenis lemaknya juga. Faktanya, sebuah studi observasional yang meninjau pola makan 41,518 wanita selama delapan tahun menemukan bahwa peningkatan asupan lemak trans sebesar 1% menghasilkan kenaikan berat badan 1,2 pound (0,54 kg) pada wanita dengan berat badan normal.
Diantara wanita yang kelebihan berat badan, peningkatan 1% dalam asupan lemak trans menghasilkan penambahan berat badan sebesar 2,3 pound (1.04 kg) selama penelitian, Sementara itu, peningkatan asupan lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda tidak terkait dengan penambahan berat badan,
Terlepas dari apakah itu karena makanan yang digoreng tinggi kalori atau lemak ttrans. beberapa penelitian observasi menunjukkan hubungan positif antara asupannya dan obesitasnya.
4. Gorengan mungkin mengandung akrilamida berbahaya
Akrilamida adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang.
Melansir Medical Newa Today akrilamida dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.
Makanan bertepung seperti produk kentang goreng dan makanan yang dipanggang biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi. Penelitian pada hewan menemukan bahwa itu menimbulkan resiko beberapa jenis kanker.
Namun, sebagian besar penelitian ini menggunakan dosis akrilamida yang sangat tinggi, berkisar antara 1.000-100.000 kali lipat jumlah rata-rata yang terpapar pada manusia melalui makanan.
Sementara beberapa penelitian pada manusia telah menyelidiki asupan akrilamida, buktinya beragam.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam international journel of cancer, menemukan bahwa zat acrylamide beresiko menimbulkan penyakit kanker, ginjal, kanker endometrium dan kanker ovarium.
Studi lain menunjukkan bahwa akrilamida makanan pada manusia tidak terkait dengan resiko semua jenis kanker umum (Irawan sapto adhi) .
Itulah beberapa bahaya apabila anda terlalu berlebihan memakan gorengan, makanlah secukupnya ingat sesuatu yang berlebihan itu tidak boleh.
Komentar
Posting Komentar